-->

Sabtu, 20 Agustus 2011

"Myeongseong" Maharani terakhir yang Korea yang mati dibunuh


Maharani Myeongseong (lahir 19 Oktober 1851 – meninggal dunia 8 Oktober 1895 pada umur 43 tahun, juga dikenal dengan nama Ratu Min) adalah seorang ratu sekaligus isteri pertama dari Kaisar Gojong, raja ke-26 dari Dinasti Joseon (korea). Pada tahun 1902, ia mendapatkan gelar penuh Hyoja Wonseong Jeonghwa Hapcheon Honggong Seongdeok Myeongseong Taehwanghu yang disingkat menjadi Myeongseong Hwanghu .
Pemerintahan kolonial Jepun menganggap Myeongseong sebagai kerikil dalam usaha memperluaskan kolonialismenya. Berbagai usaha untuk menyingkirkannya dari arena politik sengaja dilakukan oleh ayah dari Raja Gojong, Heungseon Daewongun (tokoh yang dikenal sangat dekat dengan Jepun). Namun, hal ini malah membuatnya semakin keras dalam menentang Jepun.
Setelah kemenangan Jepun dalam Perang Sino-Jepun, Ratu Min semakin mempererat hubungan Joseon dan Rusia untuk mengekang pengaruh Jepun yang semakin meluas atas Korea kerana Heungseon Daewongun yang memihak Jepun. Gabenor Jepun untuk Korea saat itu adalah letenan jeneral bernama Miura Goro. Miura Goro diduga berada di belakang faksi yang didirikan Daewongun untuk menyokong Jepun.
Maharani Myeongseong mengalami akhir hidupnya pada pagi hari tanggal 8 Oktober 1895 karena dibunuh oleh mata-mata yang menyusup ke Istana Gyeongbok.
Pembunuhan Maharani Myeongseong menimbulkan protes dunia internasional. Untuk meredakan kritikan, pemerintah Jepun memanggil Miura Goro dan menuntutnya di Pengadilan Distrik Hiroshima, sementara para personel militer yang terlibat didakwa di pengadilan militer. Namun keputusan hakim menyatakan mereka tidak bersalah karena tidak ditemukan adanya bukti yang cukup kuat.
Setelah peristiwa Aneksasi Jepun oleh Korea pada tahun 1910, Miura Goro diberi penghargaan dan jabatan di Dewan Pribadi (Sumitsuin), badan penasihat Kaisar Jepun.
Di Korea Selatan, perhatian masyarakat semakin meningkat terhadap profil kehidupannya yang berakhir tragis. Kisah hidupnya diangkat dalam berbagai pertunjukkan drama tv dan teater musikal serta novel-novel. Ia dianggap sebagai salah seorang pahlawan wanita yang berperan penting dalam politik dan diplomasi untuk mempertahankan harga diri negara daripada campur tangan pihak asing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar